Auliya, Putri Dila Nur (2024) PENCEGAHAN PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN MASALAH RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUKUHKLOPO. Diploma thesis, Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum.
![]() |
Text
Cover.pdf Download (507kB) |
![]() |
Text
Putri Dila_KTI-1-BAB I.pdf Download (646kB) |
![]() |
Text
Putri Dila_KTI-1-BAB II.pdf Download (750kB) |
![]() |
Text
Putri Dila_KTI-1-BAB III.pdf Download (575kB) |
![]() |
Text
Putri Dila_KTI-1-BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (833kB) |
![]() |
Text
Putri Dila_KTI-1-BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (705kB) |
![]() |
Text
Putri Dila_KTI-1-BAB VI.pdf Restricted to Repository staff only Download (574kB) |
![]() |
Text
Putri Dila_KTI-1-Daftar Pustaka.pdf Download (691kB) |
![]() |
Text
Hasil Cek Similarity.pdf Download (22kB) |
Abstract
Prevalensi risiko perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia di Indonesia semakin mengalami peningkatan. (DINKES, 2020) Di Jawa Timur jumlah gangguan jiwa 75.427 jiwa. Gejala perilaku (behavior) seperti suara keras, mengepalkan tangan, dan kekerasan fisik terhadap orang lain dan lingkungan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus ini menggunakan desain dekriptif secara umum yang mengeksplorasi masalah penerapan terapi pengontrolan marah pada pasien risiko perilaku kekerasan di Puskesmas Dukuhklopo. Berdasarkan studi kasus pada 2 pasien dengan skizofrenia penyebab faktor predisposisi adalah faktor psikologis dengan faktor presipitasi kehilangan dan masalah keperawatan pada 2 pasien adalah risiko perilaku kekerasan. Fokus intervensi adalah pencegahan perilaku kekerasan dengan mengontrol marah, tindakan keperawatan dilakukan pada pasien 1 sebanyak 5 x pertemuan dan pasien 2 sebanyak 4 x pertemuan masalah risiko perilaku kekerasan teratasi. Pencegahan perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia dengan cara mengontrol marah dengan tindakan keperawatan melatih nafas dalam, pukul bantal, perilaku asertif, dan berdzikir efektif dilakukan karena mampu mengontrol amarah, dapat melampiaskan emosi terhadap sesuatu yang tidak berbahaya, dan membuat pasien menjadi lebih tenang. Pertemuan dengan pasien 1 lebih lama karena pasien sedang mengalami proses berduka (fase marah), dan kurangnya motivasi untuk beribadah. Sedangkan pada pasien 2 lebih cepat teratasi karena pasien memiliki motivasi untuk beribadah,pasien sedang tidak mengalami proses berduka,dan dukungan dari keluarga. Kata kunci : Risiko perilaku kekerasan, terapi pengontrolan marah
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan > D3-Ilmu Keperawatan |
Depositing User: | Iqbal Iqbal |
Date Deposited: | 19 Apr 2025 04:13 |
Last Modified: | 19 Apr 2025 04:13 |
URI: | http://eprints.unipdu.ac.id/id/eprint/3458 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year
![]() |
View Item |