PENGARUH PEMBERIAN CAIRAN KRISTALOID INTRA VENA SUHU 37OC SELAMA PEMBEDAHAN TERHADAP KEJADIAN SHIVERING PASKA ANESTESI REGIONAL DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD JOMBANG

Siswoyo, Cipto (2015) PENGARUH PEMBERIAN CAIRAN KRISTALOID INTRA VENA SUHU 37OC SELAMA PEMBEDAHAN TERHADAP KEJADIAN SHIVERING PASKA ANESTESI REGIONAL DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD JOMBANG. Other thesis, Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum.

[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Shivering (menggigil) paska anestesi (Post Anesthetic Shivering) merupakan kondisi usaha tubuh untuk memproduksi panas guna mengembalikan ketidakseimbangan panas. keadaan shivering tersebut sangat tidak menyenangkan dan secara fisiologis penuh tekanan pada pasien yang menjalani operasi dengan pembiusan anestesi regional (regional antesthetic sub arachnoid block) dan berdampak pada efek samping yang merugikan antara lain nyeri luka operasi, peningkatan tekanan intraokular, gangguan jantung. Mengetahui pengaruh pemberian cairan kristaloid intravena suhu 37o C dalam mencegah shivering paska anestesi regionaldi Instalasi Bedah Sentral RSUD Jombang Penelitian ini menggunakan desain Quasy Experiment Design dengan pendekatan Post Test Only Control Group Desain. Jumlah sampel sebanyak 44 responden, menggunakan teknik Purposive Sampling, dan uji statistik menggunakan Independent t test dengan tingkat kemaknaan α< 0,05. Dari hasil uji statistik chi square didapatkan X2 sebesar 18,427 dengan nilai probabilitas (0,000) < (α = 0,05), yang berarti ada perbedaan shevering antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Sedangkan uji statistik Independent T Test didapatkan nilai signifikasi (ρ) sebesar 0,002, dengan demikian H0 ditolak, yang berarti ada perubahan suhu setelah diberikan cairan kristaloid I.V suhu 370 C selama pembedahan terhadap kejadian shivering paska anestesi regional. Regional anastesi sub arachnoid block menyebabkan menurunnya vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi dan pelepasan panas tubuh yang terjadi secara konveksi karena tubuh lebih hangat dibandingkan lingkungan sekitarnya. Dengan pemberian cairan kristaloid intravena suhu 370 C ini terjadi karena transfer panas dimana panas berjalan karena gerakan aktual dari cairan tersebut. Bila cairan tubuh lebih tinggi dari lingkungan yang lebih rendah maka kepadatan cairan tubuh berkurang, kemudian mengalir ke luar melalui penguapan.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: R Medicine > RT Nursing
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan > S1-Ilmu Keperawatan
Depositing User: M Kirom
Date Deposited: 26 Nov 2015 02:01
Last Modified: 26 Nov 2015 02:01
URI: http://eprints.unipdu.ac.id/id/eprint/316

Actions (login required)

Downloads

Downloads per month over past year

View Item View Item
View My Stats